MAKALAH RISET OPERASI


MAKALAH RISET OPERASI
OPTIMASI BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGGALIAN TANAH



Disusun oleh:
Muhammad Rifqi Aufa (15316069)
2TA06



JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018





BAB 1
PENDAHULUAN



1.1                   Latar Belakang

 Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi,. Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana mengoptimasi kinerja dari akat berat dan meminimnalisasi biaya sewa yang akan di keluarkan saat menggunakan alat berat.

1.2                   Tujuan
 Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui jumlah berapa banyak jumlah alat berat dengan dua tipe yang berbeda yang dapat digunakan untuk pekerjaan penggalian tanah agar lebih cepat dan dengan biaya yang minimum. .

1.3                   Batasan Masalah
 Batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek tersebut dibatasi selama 30 hari.
2. 1 hari kerja sama dengan 5 jam dan tidak ada waktu libur.
3.  Tipe dan kekuatan alat berat merupakan permisalan atau asumsi dari penulis.



BAB 2
PEMBAHASAN



2.1                   Landsan Teori
 Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemodelan matematika pada setiap masalah yang akan dipecahkan atau dicari solusinya. Pengambilan data dilakukan dengan mengasumsikan beberapa nilai seperti estimasi waktu kinerja alat berat, tipe dari alat berat tersebut, dan biaya sewa dari setiap tipe alat berat. Perhitungan atau pemodelan matematika yang diperoleh dapat digunakan pada keadaan real dilapangan.
Dalam menganalisis data proyek, digunakan metode Program Linear untuk menghitung jumlah alat berat yang dapat digunakan untuk setiap tipenya.
Perumusan dengan metode grafik :
1. Merumuskan masalah ke dalam bentuk standar LP setelah melalui pemodelan dalam bentuk matematik.
2. Menentukan variabel keputusan
3. Menentukan fungsi tujuan
4. Menentukan batas-batas atau kendala Formulasi model

2.2  Metode Penelitian
Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode  matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
                                                                     
Karakteristik  Pemrograman Linier

Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian  fungsi tujuan dan pembatas.

Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.

Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.

Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.

Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

Keempat asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam pemrograman linier diperlukan analisis sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh.

Formulasi Permasalahan

Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari sistem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang dipertimbangakan dengan jelas. Penggambaran sistem dalam pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan, sumber daya yang membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau aktivitas), batasan waktu pengambilan keputusan, hubungan antara bagian yang dipelajari dan bagian lain  dalam perusahaan, dan lain-lain.

Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat penting dalam formulasi masalah. Untuk membentuk tujuan optimalisasi, diperlukan identifikasi anggota manajemen yang benar-benar akan melakukan pengambilan keputusan dan mendiskusikan pemikiran mereka tentang tujuan yang ingin dicapai.



Pembentukan model matematik

Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Model  matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan.

Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta (baik sebagai koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini cenderung membuat struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk menganalisis permasalahan.

Di sisi lain, model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua karakteristik sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi matematik. Meskipun dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang-kadang penyelesaiannya sulit diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik yang dibutuhkan.

Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :

Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2+ ... + cnxn

Sumber daya yang membatasi :

a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2
am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm
x1, x2, …, xn ≥ 0

Simbol x1, x2, ..., xn  (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan.  Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas.

Pertidaksamaan terakhir  (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan. Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.

Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang penting adalah memahami setiap kasus  dan memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan dan koefisien pada fungsi pembatas.


2.3                   Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada suatu lahan yang pada lahan tersebut akan dilaksanakan proses penggalian. Penggalian pada proyek tersebut akan dilakukan dengan menggunakan 2 alat berat dengan tipe, kemampuan penggalian, dan biaya sewa yang berbeda.
Alat berat dengan tipe A (𝑥) dapat melakukan pekerjaan penggalian sebanyak 50 m3/jam dengan biaya sewa sebesar Rp. 400.000/jam, sedangkan alat berat dengan tipe B (𝑦) dapat melakukan pekerjaan penggalian sebanyak 15 m3/jam dengan biaya sewa sebesar RP. 200.000/jam. Target waktu yang harus dipenuhi untuk melakukan pekerjaan proyek ini adalah selama 30 hari, dengan jam kerja perharinya adalah 5 jam, dan tidak ada hari libur. Penggunaan alat berat tersebut juga dibatasi sebanyak 5 buah. Tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini adalah untuk menentukan berapa banyak alat berat tipe A(𝑥) dan tipe B (𝑦)  yang dibutuhkan sehingga pekerjaan proyek ini dapat berjalan lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah.

1.             Fungsi Tujuan Harga = (Rp 400.000 x jumlah alat berat tipe A yang dibutuhkan) + (Rp 200.000 x jumlah alat berat tipe B yang dibutuhkan)
Secara matematis dapat ditulis :
Maksimisasi : Z = 400.000 𝒙 + 200.000 𝑦
2.            Fungsi Kendala
·   Kendala : waktu yang tersediia
1 unit alat berat tipe A dapat melakukan pekerjaan sebesar 50m3/jam → 50𝑥
1 unit alat berat tipe B dapat melakukan pekerjaan sebesar 15m3/jam → 15𝑦
Total waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan penggalian sebesar 150 jam → 150
Dirumuskan dalam pertidaksamaan matematis → 50𝒙 + 15𝒚 ≤ 150
·   Kendala : jumlah alat berat yang digunakan
Jumlah unit alat berat tipe A yang dibutuhkan 𝑥
Jumlah unit alat berat tipe B yang dibutuhkan 𝒚
Total unit alat berat yang dapat digunakan pada pekerjaan penggalian → 5
Dirumuskan dalam pertidaksamaan matematis → 𝒙 + 𝒚 ≤ 5

Setelah formulasi lengkapnya dibuat, maka kasus tersebut akan diselesaikan dengan metode grafik. Keterbatasan metode grafik adalah bahwa hanya tersedia dua sumbu koordinat, sehingga tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan kasus yang lebih dari dua variabel keputusan. Langkah pertama dalam penyelesaian dengan metode grafik adalah menggambarkan fungsi kendalanya. Untuk menggambarkan kendala pertama secara grafik, kita harus merubah tanda pertidaksamaan menjadi tanda persamaan seperti berikut. 50𝑥 + 15𝑦150 Untuk menggambarkan fungsi linear, maka cari titik potong garis tersebut dengan kedua sumbu. Suatu garis akan memotong salah satu sumbu apabila nilai variabel yang lain sama dengan nol. Dengan demikian kendala pertama akan memotong 𝑥, pada saat 𝑦 = 0, demikian juga kendala ini akan memotong 𝑦, pada saat 𝑥 = 0.

Kendala I :
50𝑥 + 15𝑦 ≤ 150
memotong sumbu 𝑥 pada saat 𝑦 = 0
50𝑥 + 0 = 150  
𝑥 = 150 / 50
𝑥 = 3.
memotong sumbu 𝑦 pada saat 𝑥 = 0
0 + 15𝑦 = 150
𝑦 = 150/15
𝑦 = 10
Kendala I memotong sumbu 𝑥 pada titik (3, 0) dan memotong sumbu 𝑦 pada titik (0, 10).



              Kendala II :
𝑥 + 𝑦 = 5
memotong sumbu 𝑥 pada saat 𝑦 = 0
𝑥 + 0 = 5
𝑥 = 5
memotong sumbu 𝑦 pada saat 𝑥 =0
0 + 𝑦 = 5
𝑦 = 5
Kendala I memotong sumbu 𝑥 pada titik (5, 0) dan memotong sumbu 𝑦 pada titik (0, 5).

Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara eliminasi dan subtitusi
50𝑥 + 15𝑦   = 150 |×1 |   50𝑥 + 15𝑦 = 150
 𝑥 + 𝑦           = 5      |×50| 50𝑥 + 50𝑦 = 250  -
                                                       𝑦 = 2.8 (dibulatkan menjadi 3)
      Mencari nilai 𝑦 dengan mensubtitusikan nilai 𝑥 kesalah satu persamaan
𝑥  + (2.85) = 5
𝑥 = 5−2.85
𝑥 = 2.15 (dibulatkan menjadi 2)
Sehingga kedua kendala akan saling berpotongan pada titik (2, 3)


Dari uji titik diperoleh:
400.000𝑥 + 200.000𝑦
Harga sewa alat pada titik A(0,5) > 400.000 (0) + 200.000 (5) = 1.000.000/jam
Harga sewa alat pada titik B(2,3) > 400.000 (2) + 200.000 (3) = 1.400.000/jam  
Harga sewa alat pada titik C(5,0) > 400.000 (5) + 200.000 (0) = 2.000.000/jam



BAB 3
KESIMPULAN



3.1         Kesimpulan
Pada titik A harga sewa alat yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1.000.000 dengan menggunakan 5 buah alat berat tipe , namun jika dilihat dari segi waktu akan mekan waktu lebih lama karna alat berat tipe B hanya mampu melakukan pekerjaan penggalian sebesar 15 M3/jam, sedangkan pada titik C harga sewa alat yang didapat adalah sebesar Rp. 2.000.000 dengan menggunakan 5 buah alat berat tipe A, dari segi waktu memang lebih cepat namun harganya terlau mahal, sedangkan pada titik C harga sewa alat yang didapat adalah sebesar Rp. 1.400.000, jika dilihat dari segi harga dan waktu ini sangan memungkinkan untuk dipakai karna dapat menghemat biaya dan waktu. Jadi jumlah alat berat yang dapat dipakai pada pekerjaan penggalian ini adalah 2 buah alat tipe A dan 3 buah alat berat tipe B.

3.2                   Daftar Pustaka
Hotniar Siringoringo. 2005. Seri Teknik Riset Operasional
Pemrograman Linear. Jakarta : Graha Ilmu
Riduan R.Amin, Ir., M.T. 2014. Manajemen Peralatan Berat
Untuk Jalan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perancangan Struktur Jembatan

Tugas Pemindahan Tanah Mekanis

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL