Makalah Teknik Penulisan yang Baik
MAKALAH TEKNIK PENULISAN
DISUSUN
OLEH :
NAMA : Muhammad Rifqi Aufa
NPM : 15316069
SEMESTER : V (LIMA)
Kelas : 3TA06
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Teknik Penulisan ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Teknik Penulisan ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menulis karya ilmiah
1. Teknik Menulis Artikel Konseptual
2. Teknik Menulis
3. Cara Penulisan Karya Ilmiah
4. Teknik
5. Ragam Bahasa Ilmiah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis artikel dan karya ilmiah, kini bukan lagi sekedar hobi tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi kaum intelektual. Bagi mahasiswa, menulis karya ilmiah merupakan kewajiban, sebelum menyelesaikan masa studinya dan diwisuda menjadi seorang sarjana. Namun demikian menulis artikel atau karya ilmiah tidaklah semudah membuat karangan biasa. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang ada dalam benak kita, tidak bisa begitu saja kita tuangkan menjadi suatu tulisan artikel atau karya ilmiah. Karena untuk menjadi artikel atau karya ilmiah, ide atau gagasan itu, harus mematuhi kaidah-kaidah ilmiah dalam prosedur karya tulis ilmiah.
Makalah ini mencoba untuk memberi bekal, terutama bagi mahasiswa untuk lebih mengerti dan memahami tentang teknik menulis dan kemampuan berpikir ilmiah. Ini sangat penting mengingat kebanyakan mahasiswa, harus menyelesaikan tugasnya, baik tugas akhir mata kuliah baik dalam bentuk skripsi ataupun dalam bentuk laporan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari teknik penulisan ?
2. Apa tujuan dari teknik penulisan ?
3. Apa saja yang perlu kita perhatikan dalam teknik penulisan ?
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari teknik penulisan ?
2. Apa tujuan dari teknik penulisan ?
3. Apa saja yang perlu kita perhatikan dalam teknik penulisan ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah teknik penulisan dan presentasi
2. Alat pembelajaran bagi mahasisiwa tentang teknik penulisan yang baik
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah teknik penulisan dan presentasi
2. Alat pembelajaran bagi mahasisiwa tentang teknik penulisan yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menulis karya ilmiah
Membicarakan teknik menulis berarti membicarakan cara mengamas ide dalam bentuk lisan sedemikian rupa sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat menangkap ide yang ingin disampaikan dengan benar. Hubungan menulis dengan berpikir ilmiah terletak pada kesamaan antara persyaratan untuk menghasilkan tulisan yang layak disebarluaskan dengan persyaratan dalam berpikir ilmiah. Keduanya menuntut kejernihan berpikir, akurasi dan tanggungjawab. Sesorang yang memiliki kemampuan menulis yang baik akan juga memiliki kemampuan berpikir yang baik.
Karya tulis ilmiah adalah hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil pemikiran konseptual dan penemuan yang disertai bukti empirik. Proses penulisan karya ilmiah memerlukan tahapan telaah dan evaluasi yang menyeluruh terhadap konsep pemikiran atau hasil yang pernah dilakukan dan ditemukan dalam bidang yang akan kita tulis.
Menurut Brotowidjojo (1998) sebuah tulisan dianggap sebagai karya ilmiah apabila memenuhi persyaratan antara lan; tulisan ilmiah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik, cermat, tepat, jujur (menyebut rujukan atau kutipan dengan jelas), tidak bersifat terkaan, tidak memanipulasi fakta,, sistematis, dilengkapi dukungan dan pembuktian, tulus, dan bersifat ekspositoris.
Hidayat (2001) menyebutkan bahwa dalam menulis karya ilmiah, ada empat tabu yang tentunya perlu dihindari. Empat tabu itu antara lain; mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, menukangi (memanipulasi data), menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
Karena itu, tulisan ilmiah membutuhkan kesinambungan dan sistematika dalam berpikir, kejujuran dan konsistensi menjaga akurasi data serta objektivitas dalam melihat fakta. Kualitas tulisan ilmiah yang tinggi mensyaratkan penguasaan materi dan keterampil;an penggunaan bahasa. Faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat dan tunggal (tidak mendua makna), pendefinisian yang tepat untuk setiap istilah dan pengertian agar tidak rancu serta penulisan yang singkat.
Dalam menulis ilmiah, tujuan utamanya adalah untuk mencapai kemampuan berkomunikasi dengan jelas lewat cara mempresentasikan ide dengan jelas dan tertur. Untuk mencapai tulisan yang komunikatif, pedoman yang perlu diperhatikan antara lain; gaya bahasa harus dimengerti oleh pembaca, ide disampaiakan secara teratur, ekspresi, penggunaan tanda baca dan penggunaan kata sambung dengan tepat.
1. Teknik Menulis Artikel Konseptual
Artikel konseptual memberikan informasi empiris yang mempengaruhi suatu teori atau konsep yang ditawarkan. Penulis artikel konseptual menelusuri perkembangan teori atau konsep untuk mempertajam dan menghaluskan konstruk teori atau konsep sekaligus menawarkan teori atau konsep baru. Didalamnya, penulis akan memeriksa konsistensi internal dan eksternal dari suatu teori atau konsep.
Kualitas artikel konseptual ditentukan oleh dua hal yakni kelayakan ide dan cara penyampaian. Dari segi kelayakan ide yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan materi (apakah ide tersebut memberikan sesuatu yang baru kepada pembaca), keaslian materi (sudut pandang materi) dan kejelasan materi (kesamaan persepsi tentang materi yang ditulis). Sedangkan dari segi cara penyampaian, tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas tulisan adalahpanjang tulisan (tidak bertele-tele), judul, dan nada (ide harus disampaikan dengan menarik)
Struktur artikel konseptual adalah:
a. Judul: harus mencerminkan ide utama dengan menarik, singkat, dan mengidentifikasi konsep yang akan dibahas dalam artikel
b. Abstrak tulisan konseptual (75-100 kata) mencakup informasi tentang topik (yang dinyatakan dalam satu kalimat), tujuan, hipotesis, ruang lingkup artikel, sumber yang digunakan (misalnya observasi personal, literatur yang dipublikasikan), dan kesimpulan.
c. Pendahuluan; berisi perkenalan konsep yang akan dibahas, inti teori yang dibahas, peta konsep dan implikasi konsep yang ditawarkan.
d. Diskusi; didalamnya mendiskusikan posisi penulis terhadap teori/konsep yang diajukan dengan pendasaran pada dua pertanyaan yakni; apa yang penulis sumbangkan dan bagaimana pikiran penulis memperkaya teori/konsep.
e. Referensi; yakni rujukan yang digunakan dalam artikel harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
2. Teknik Menulis Laporan dan Artikel Penelitian
a. Karakteristik laporan dan artikel penelitian
Laporan penelitian merupakan dokumen yang ditulis berdasarkan hasil penelitian. Empat hal yang dilakukan penulis pada laporan atau artikel penelitian adalah, mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah, menyingkap dan menginformasikan temuan sebelumnya, mengidentifikasi kontadiksi dan inkonsistensi literatur serta mengusulkan langkah pemecahan masalah.
Dalam laporan penelitian dan atikel penelitian, Bortol (1981) menyebutkan 4 hal yang perlu dihindari penulis yakni; memecah satu penelitian menjadi beberapa artikel, hanya melaporkan satu korelasi, melaporkan hasil yang negatif, serta menulis masalah yang sudah banyak dibahas.
Disamping itu tujuh aspek materi yang harus diperhatikan pada saat menulis laporan atau artikel ilmiah (Bartol, 1981) adalah signifikansi pertanyaan penelitian, reliabilitas dan validitas instrumen penelitian, kesesuaian hasil dengan variabel yang diteliti, kesesuaian desain penelitian, keterwakilan populasi dalam partisipan, penerapan standar etika, dan kesiapan pelaporan hasil
b. Aspek Dalam Laporan Penelitian
Laporan penelitian dikatakan berhasil apabila dibaca dan dipahami oleh target pembacanya. Untuk tujuan tersebut, Asosiasi Psikologi Amerika mengajukan tujuh aspek yang harus diperhatikan oleh penulis laporan dan artikel penelitian. Tujuh aspek tersebut adalah:
1. Halaman judul
Judul harus singkat dan menarik. Fungsinya adalah memberikan informasi kepada pembaca sekaligus pernyataan isi materi.
2. Abstrak:
Abstrak adalah ringkasan lengkap dan singkat dari isi artikel yang berisi tentang masalah yang diteliti, subjek dan karakteristik, metode penelitian, temuan dan simpulan/implikasi.
3. Pendahuluan:
Pendahuluan dibagi dalam tiga unsur penting yakni memperkenalkan masalah, mengembangkan latarbelakang serta menyatakan tujuan dan rasional
4. Metode:
Bagian metode menjelaskan secara detail bagaimana penelitian dilakukan. Empat unsur yang dicantumkan adalah identifikasi sub-bagian, partisipan, instrumen dan prosedur pengerjaan penelitian.
5. Hasil:
Bagian hasil akan menyatakan secara ringkas hasil temuan utama dan melaporkan data secara detail. Empat unsur yang perlu diperhatikan dalam penulisan bagian hasil antara lain; tabel dan gambar, penyajian statistik, kecukupan statistik, dan kekuatan statistik.
6. Diskusi:
Dalam diskusi diharapkan untuk menginterpretasikan implikasinya dengan bantuan tiga pertanyaan utama yakni: apa yang penulis sumbangkan, bagaimana penelitian itu membantu memecahkan masalah, dan apa kesimpulan teori dari penelitian tersebut.
7. Referensi:
Semua rujukan yang digunakan dalam laporan atau artikel harus dicantumkan dengan jelas dalam daftar pustaka.
3. Cara Penulisan Karya Ilmiah
a. Topik dan Judul
Kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum menulis adalah menentukan topik. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan terlebih dahulu apa yang akan dibahas dalam tulisan. Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1. topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
2. topik itu cukup menarik terutama bagi penulis,
3. topik itu dikenal dengan baik,
4. bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, dan
5. topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Contoh: “Usaha kecil dan menengah” (terlalu luas)
“Pengembangan usaha kecil dan menengah” (terbatas)
Setelah diperoleh topik, dalam pelaksanaannya topik yang dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul. Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruahan karangan yang akan digarap, sedangkan judul adalah nama, titel, atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak, misalnya dalan karya sastra. Namun, dalam karya ilmiah judul harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
1. judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
2. judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh: Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta ( baik)
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta Perlu Dikembangkan (tidak baik)
3. judul diusahakan singkat,
4. judul harus dinyatakan secara jelas.
b. Abstrak
Abstrak berisi intisari menyeluruh tentang isi tulisan, mulai dari judul, tujuan, metode, dan rumusan hasil/temuan. Abstrak ditulis dengan spasi tunggal. Untuk makalah, abstrak cukup satu paragraf, sedangkan untuk laporan penelitian terdiri atas tiga paragraf yang masing-masing memuat hal-hal di atas.
c. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung berperan dalam kegiatan penulisan tersebut, dan permintaan kritik dari pembaca demi perbaikan.
d. Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi menyadarkan pembaca akan pentingnya topik yang dibahas sehingga pembaca merasa perlu mengetahui topik itu lebih jauh dan pembahasannya. Oleh karena itu, dalam pendahuluan perlu dikemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
e. Kajian Pustaka dan Kerangka Teoretik
Pengertian kajian pustaka dan kerangka teoretik itu berbeda. Kajian pustaka berisi pembahasan tentang kajian-kajian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian, sedangkan kerangka teoretik adalah seperangkat teori yang dipakai sebagai landasan penelitian. Oleh karena itu, pemecahan masalah penelitian harus berlandaskan pada teori dan kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan permasalahan yang dibahas. Dari kajian itu didapatkan jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Jawaban sementara tersebut biasa disebut hipotesis.
f. Metode Penelitian
Setelah kajian teoretik dirumuskan, langkah selanjutnya adalah merumuskan metode yang dipakai dalam penelitian. Metode penelitian tersebut meliputi apa atau siapa yang diteliti, bagaimana memilih sampel dari populasinya, data apa saja yang harus dikumpulkan dan dengan metode apa data itu dikumpulkan, teknik analisis data yang manakah yang digunakan.
g. Pembahasan
Bagian ini berisi analisis, pembahasan, dan pemaknaan data yang yang telah dikumpulkan. Kelengkapan data yang diperoleh sangat mendukung kesahihan hasil analisis. Dan, kecermatan analisis dan pemaknaan data sangat menentukan kualitas hasil kajian.
h. Simpulan
Simpulan merupakan hasil yang diperoleh dari pembahasan masalah sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, simpulan harus menjawab permasalahan dan harus sesuai dengan tujuan.
4. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Ketentuan-ketantuan yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah meliputi (1) penggunaan kertas, (2) teknik pengetikan, (3) penomoran, (4) penulisan sumber rujukan atau referensi, dan (5) penulisan daftar pustaka.
a. Penggunaan Kertas
Kertas yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, berat 80 gram, dan berukuran kuato (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
Ketentuan-ketantuan yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah meliputi (1) penggunaan kertas, (2) teknik pengetikan, (3) penomoran, (4) penulisan sumber rujukan atau referensi, dan (5) penulisan daftar pustaka.
a. Penggunaan Kertas
Kertas yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, berat 80 gram, dan berukuran kuato (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
b. Teknik Pengetikan
Penggunaan Huruf
Naskah karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times New Roman 12) dan dengan pita atau tinta berwarna hitam.
Jarak Spasi
Jarak antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali abstrak, terusan nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris harus diketik dengan jarak satu spasi. Penulisan antarbaris pada setiap sumber pustaka diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan penulisan antarsumber dalam daftar pustaka deketik dengan jarak dua spasi.
Batas Tepi Pengetikan
Batas tepi pengetikan adalah sebagai berikut.
1) Tepi atas : 4 cm
2) Tepi bawah : 3 cm
3) Tepi kiri : 4 cm
4) Tepi kanan : 3 cm
Penulisan Judul, Bab, dan Subbab
Penulisan judul, bab, subbab, dan anak subbab mengikuti ketentuan berikut ini.
• Judul dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri tanda baca apa pun, dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab ditulis dengan angka romawi.
• Penulisan subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf kapital pada setiap awal kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari batas tepi kiri dan tidak menggunakan garis bawah serta tidak diakhiri tanda baca apa pun.
Penulisan Paragraf Baru
Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima dari tepi kiri atau dengan sistem lurus, tetapi harus diberi jarak spasi dua kali lipat.
Penulisan Nama
Penulisan nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh karangan maupun yang dicantumkan pada daftar pustaka mengikuti ketentuan berikut ini.
• Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis nama pokoknya. Misalnya, “Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya “Sudargo”.
• Pada daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau lebih ditulis nama pokok (belakang), kemudian tanda koma dan diikuti nama depanya. Misalnya, “Ahmad Sudargo” penulisannya menjadi “Sudargo, Ahmad”.
• Pengarang buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
• Pengarang buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang pertama dan diikuti singkatan “dkk.”
• Gelar kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.
Penulisan Tabel dan Grafik
Penulisan tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut.
• Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.
• Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
• Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
• Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
• Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan penulisan nomor urut grafik menggunakan angka Romawi.
c. Sistematika Penomoran
Sistematika penomoran mengikuti ketentuan berikut.
a. Penomoran bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara Pertama
Sistem campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), huruf kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak subbab), huruf kecil (untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti satu kurung, dan seterusnya. Contoh:
Sistematika penomoran mengikuti ketentuan berikut.
a. Penomoran bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara Pertama
Sistem campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), huruf kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak subbab), huruf kecil (untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti satu kurung, dan seterusnya. Contoh:
BAB III
A.
B.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
dst.
Cara kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Contoh:
A.
B.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
dst.
Cara kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Contoh:
BAB III
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.2.1
3.2.2.2
3.2.2.3
dst.
b. Penomoran halaman pada naskah utama menggunakan angka arab.
Penomoran halaman pelengkap, seperti halaman judul, halaman pengantar, dan halaman daftar isi menggunakan angka romawi kecil ( i, ii, iii, iv, v, vi, dst.) dan diletakkan pada bagian bawah tengah.
c. Penulisan daftar pustaka tidak diperbolehkan menggunakan nomor.
d. Penomoran bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan di tepi sebelah kanan sesuai dengan penulisan bab atausubbab yang bersangkutan.
d. Penulisan Sumber/Referensi
Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya ilmiah mengikuti ketentuan berikut.
a. Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda koma digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain (Bratawidjaja, 1995:5).
b. Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang diacu.
Contoh:
Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
e. Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
• daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
• daftar pustka disusun secara alfabetis (menurut abjad),
• gelar penulis tidak dicantumkan.
• Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan penulisan publikasi lain.
Buku
Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”. Judul buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan.
(1) Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
(2) Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
(3) Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Artikel
Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5) volume atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah dan volume atau halaman digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam Pendidikan”. dalam Diksi, No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan Organisasi Lainnya
Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah, Lembaga-lembaga ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga yang bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3) judul tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya ilmiah mengikuti ketentuan berikut.
a. Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda koma digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain (Bratawidjaja, 1995:5).
b. Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang diacu.
Contoh:
Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
e. Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
• daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
• daftar pustka disusun secara alfabetis (menurut abjad),
• gelar penulis tidak dicantumkan.
• Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan penulisan publikasi lain.
Buku
Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”. Judul buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan.
(1) Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
(2) Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
(3) Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Artikel
Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5) volume atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah dan volume atau halaman digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam Pendidikan”. dalam Diksi, No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan Organisasi Lainnya
Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah, Lembaga-lembaga ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga yang bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3) judul tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
5. Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang digunakan oleh para cendekiawan untuk mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut.
1) Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
2) Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
3) Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
4) Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
5) Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, dan hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
6) Hubungan semantis antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
7) Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dikemukakan daripada pelaku perbuatan.
8) Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti diri.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang digunakan oleh para cendekiawan untuk mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut.
1) Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
2) Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
3) Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
4) Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
5) Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, dan hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
6) Hubungan semantis antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
7) Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dikemukakan daripada pelaku perbuatan.
8) Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti diri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan1. Karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu permasa- lahan.Pembahasan dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian.
2. Karya tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa dalam tulisan tersebut harus memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan suatu alur pemikiran dalam pemecahan masalah. Alur pemikiran tersebut tertuang dalam metode penelitian. Metode penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi dari metode keilmuan. Dengan kata lain bahwa struktur berpikir yang melatarbelakangi langkah-langkah dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan
B. Saran
Diharapkan melalui makalah ini para pembaca khususnya mahasiswa dapat mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang baik. Diharapkan pula para pembaca khususnya mahasiswa dapat meningkatkan kreativitas berbicara melalui media presentasi. Melalui penjelasan dari penulis ini,dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang teknik penulisan dan presentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Effendi, S. 1987. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
http://duniapresentasi.blogspot.com/2012/10/presentasi-adalah-sebuah-proses.html
http://adiiasta.blogspot.com/2013/03/10-teknik-presentasi-yang-baik.html
http://dekabopass2.blogspot.com/2014/03/teknik-presentasi-yang-baik.html
http://bahankuliahtekniksipil.blogspot.com/2017/10/contoh-makalah-teknik-penulisan_19.html
Komentar
Posting Komentar