Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang 
pada Pembangunan Dermaga X




Disusun oleh:
Muhammad Rifqi Aufa
(15316069)


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
    Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Tentunya dengan banyaknya pulau-pulau yang terpisah oleh lautan Indonesia meiliki banyak pelabuhan atau dermaga yang bersifat umum atau khusus. Pelabuhan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia transportasi laut. Selain itu pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai stategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memeberikan konstribusi bagi pembanguna nasional.
     Pada pembagunan dermaga tentunya di butuhkan sebuah struktur yang mampu menahan berat konstruksi itu sendiri dan gaya-gaya dari luar yaitu fondasi. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung (tanah) yang berada di bawah struktur tersebut.
     Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa baik dari segi ukuran, kekuatan dan kualitas material. Secara garis besar fondasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, kekuatan fondasi dangkal ada pada luasnya. Pada fondasi dangkal terdapat 2 jenis lagi, yaitu fondasi menerus (batu kali) dan fondasi setempat. Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan dipermukaan tanah dengan kedalaman tertentu dimana daya dukung dasar fondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Fondasi dalam pun terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu fondasi sumuran, fondasi tiang pancang dan fondasi bored pile. Dimana pada perencanaan pembangunan dermaga H menggunakan fondasi tiang pancang.

1.2 RUMUSAN MASALAH
      Berdasarkan  uraian latar belakang di atas permasalahan yang akan mendasari studi ini sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur perhitungan gaya yang bekerja pada dermaga X?
2. Apakah daya dukung fondasi tiang pancang pada proyek pembangunan dermaga X ini mampu memikul beban yang bekerja?
3. Apakah selisih penurunan akibat beban rencana aman untuk struktur pada proyek pembangunan dermaga X?
1.3 TUJUAN PENULISAN
      Adapun tujuan dari penulisan studi ini adalah:
1. Memahami prosedur perhitungan gaya yang bekerja pada dermaga X.
2. Untuk mengetahui kapasitas daya dukung tiang pancang pada proyek pembanguna dermaga X.
3. Untuk mengetahui keamanan struktur akibat selisih penurunan yang terjadi pada proyek pembangunan dermaga X.
1.4 BATASAN MASALAH
      Adapun penulis menggunakan batasan-batasan penelitian sebagai berikut:
1. Analisa yang dilakukan berdasarkan pada jenis tanah dan kondisi struktur di lokasi penelitian.
2. Penulis hanya menganalisa daya dukung dengan menggunakan metode pendekatan.
3. Perhitungan gaya akibat angin menggunakan salah satu data angin yang terjadi di pelabuhan Y.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
      Penulisan ini disusun  dalam bab-bab yang sistematis sebagai berikut:
      
      BAB I PENDAHULUAN
      Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
      BAB II TINJAUAN PUSTAKA
      Bab ini berisi hal-hal yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas akhir.
      BAB III METODOLOGI PENELITIAN
      Bab ini berisi metode pengumpulan data.
      BAB IV DATA
      Bab ini berisi perolehan data, denah, tabel dan rumus yang digunakan.
      BAB V ANALISA PERHITUNGAN
      Bab ini berisi perhitungan analisa daya dukung tiang pancang.
      BAB VI PENUTUP
      Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang didapat dari analisa.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 PENGERTIAN DERMAGA
    Dermaga adalah suatu konstruksi bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1. Wharf
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok kelaut., biasanya digunakan untuk pelabuhan barang potongan atau peti kemas.
2. Jetty atau pier
Jetty atau pier adalah dermaga yang dibangun memebentuk sudut terhadap garis pantai. Jetty dan pier biasnaya untuk pelabuhan kapal minyak (tengker).
     Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan jenis dermaga. Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar daripada tanah di dasar lautan. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan. Namun, jika tanah dasar berupa karang maka pembuatan wharf akan mahal. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang. (Triatmodjo, 1996: 157-159)
     Semua konstruksi dermaga yang dibangun harus dapat didukung oleh suatu fondasi, kesalahan dalam perencanaan fondasi akan mengakibatkan runtuhnya dermaga karena tidak mampu menahan gaya yang berasal dari konstruksi itu sendiri. 
           
2.2 JENIS-JENIS DERMAGA
      Perencanaan jenis dermaga disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi, tanah dasar laut dan tinjauan ekonomis dari konstruksi. Oleh karena itu dermaga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
1. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang dipergunakan untuk bongkar muat barang umum/ general cargo ke atas kapal.
2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukan untuk bongkar muat peti kemas.
3. Dermaga curah, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk bongkar muat barang curah yang biasanya menggunkaan ban berjalan (conveyor belt). Barang ini bisa berupa bahan pokok makanan dan batu bara.
4. Dermaga khusus, adalah deramga yang khusu digunkan untuk mengankut barang khusu, seperti bahan bakar mnyak, gas dan lain sebagainya.
5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat.
6. Dermaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan.

2.3 PENGERTIAN DAN FUNGSI TIANG PANCANG
      
      Fondasi tiang pancang digunakan apabila tanah yang berada dibawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban bangunan. Adapun tanah tersebut mempunyai daya dukung untuk menahan berat bangunan kedalaman permukaan tanahnya lebih dari 8 meter.
    Fungsi dan kegunaan dari fondasi tiang pancang untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari atas ke lapisan tanah keras yang sangat dalam. Pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga yang dipancangkan miring (battle pile) untuk menahan gaya-gaya horizontal. Hal ini biasa terjadi di dermaga dimana terdapat tekanan ke samping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.
   Tiang pancang umumnya digunakan sebagai faktor tambahan di bawah tumpuan jembatan, khususnya jika erosi merupakan persoalan potensial. Dapat juga meneruskan beban-beban di atas permukaan air melalui air ke dalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini akan mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral.
       

      






penulisan ini bersumber dari:
https://darmadi18.files.wordpress.com/2015/03/conto-proposal-tugas-akhir-fondasi.docx
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-pondasi-bangunan.html
https://www.slideshare.net/LarasLovatology/strategi-pelindo-dalam-pembangunan-pelabuhan-di-indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Fondasi_%28arsitektur%29#Perencanaan_Pondasi
http://febrian-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/02/pelabuhan-dermaga-dan-terminal.html
Sugiarto, kajian stabilitas pondasi dermaga 17.000 DWT di Depot Panjang, Lampung. Universitas Lampung


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perancangan Struktur Jembatan

Tugas Pemindahan Tanah Mekanis

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL